Monday, October 30, 2023

Catper Umroh: Hari ke-3. Rabu, 7 Desember 2022

Suhu Madinah turun drastis. Kalau kemarin tercatat 27° celcius, maka hari ini suhu di kota Madinah 17° celcius. Hari ini adalah jadwal kami ke Raudhoh. Pada dini hari kami sudah bangun dan bersiap, lalu berjalan menembus dingin Madinah yang masih ramai oleh jama’ah. Sampai di Masjid, nampak tiga fase antrian menuju Raudhoh. Dua antrian di luar pagar, dan satu antrian di samping Makam Nabi. Setelah lebih dari satu jam kami menunggu, jam 01.52 kami diizinkan memasuki salah satu taman di antara taman-taman surga.

Sekitar 10 menit kami berada di Raudhoh. Ruangan seluas kira-kira 15x40 meter persegi itulah ruangan istimewa di Masjid Nabawi. Untuk bisa masuk Raudhoh jama'ah harus mendaftar lewat aplikasi Nusuk. Tapi biasanya jama’ah sudah didaftarkan oleh biro travel. Aplikasi Nusuk bisa digunakan secara mandiri untuk menambah jatah kunjungan ke Raudhoh di luar jatah dari travel.

Oya, sebetulnya area Raudhoh yang sekarang adalah 'Raudhoh yang diperluas'. Karena aslinya Raudhoh itu kecil saja. Dari Makam Nabi sampai Mimbar Masjid. Sedangkan area yang di belakang makam bukanlah Raudhoh. Karenanya, usahakanlah untuk sholat dan berdoa di samping makam. Jam 2 lewat sedikit kami sudah keluar dari Raudhoh. Sebagian kami kembali ke hotel, sebagian tetap di masjid hingga Subuh. 

Paginya agenda kami adalah City Tour. Jam 7.50 kami berangkat dengan bis wisata menuju Kebun Kurma. Madinah adalah penghasil kurma nomor satu. Banyak kebun kurma di Madinah, seperti yang kami kunjungi saat ini. Di depan kebun ada sebuah los yang tidak terlalu besar. Di dalamnya dijajakan aneka jenis kurma. Selain kurma, ada juga oleh-oleh lain di sini. Disini juga ada penjual bakso yang porsi semangkuknya dihargai 20 riyal atau 80 ribu rupiah. 

Keluar dari Kebun Kurma kami menuju Masjid Quba. Masjid Quba dulu adalah tempat singgah Nabi ketika hijrah sebelum masuk kota Madinah. Di Quba Nabi disambut hangat oleh warga Quba. Dan dibangunlah sebuah masjid di sana sebagai apresiasi untuk masyarakat Quba. Di Masjid Quba kami dianjurkan untuk sholat, karena ada hadits yang berbunyi “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya kemudian mendatangi masjid ini, yakni Masjid Quba kemudian sholat di dalamnya, maka pahalanya seperti ia menjalankan umrah.” 

Destinasi selanjutnya adalah Bukit Uhud. Saya tidak akan berkisah tentang Uhud, karena kita pasti tahu dengan kisah tempat ini. Saya akan deskripsikan saja wilayahnya. Bukit Uhud adalah perbukitan yang rentangnya mungkin kira-kira 10 kilometer. Di depan Bukit Uhud ada Bukit Rumat yang lebih rendah. Di Bukit Rumat inilah dulu Rasul perintahkan pasukan panah untuk bersiaga. Dan antara Bukit Uhud dan Bukit Rumat inilah pertempuran terjadi. Kini area itu menjadi Makam Syuhada Uhud, termasuk makam Hamzah bin Abdul Muthollib dan Mush'ab bin Umair. 

Ketika di dalam bis selama perjalanan, Muthowif menunjukkan dan menjelaskan kepada kami Masjid Qiblatain dan Masjid Khandaq yang ada di pinggir jalan kota Madinah. Sebelumnya juga ditunjukkan kepada kami Masjid Bilal yang letaknya tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Kami tidak sempat singgah di masjid-masjid tersebut karena kondisi sudah mendekati masuknya waktu Zuhur. 

Sebelum Zuhur kami sudah kembali ke hotel, untuk mengejar sholat berjama'ah di masjid mulia. Sejak kemarin mata saya merah karena kurang tidur. Tadi malam begadang untuk bisa masuk ke Raudhoh, malam sebelumnya pun tidak bisa tidur ketika di pesawat. Termasuk menulis catper ini yang menyita 1-2 jam waktu istirahat saya. Tapi Alhamdulillah fisik masih sehat meski setiap hari berjalan lebih dari 10 kilometer. Siang ini akan saya gunakan untuk istirahat. Belanja... Mungkin besok. 

No comments:

Post a Comment