Wednesday, November 15, 2023

Catper Umroh: Hari ke-4. Kamis, 8 Desember 2022

Seperti sudah direncanakan, padahal tidaklah demikian faktanya. Tapi pagi ini masing-masing kami sudah bangun sebelum pukul tiga. Setelah bergantian menyelesaikan agenda di toilet, kami berangkat bersama menuju Masjid. Jika pagi kemarin melewati Makam Nabi, maka pagi ini pun kami ingin kembali mengunjungi dan memberikan sholawat terbaik kami untuk beliau.

Setelah mengunjungi ‘Rumah Nabi’ kami menuju tempat sholat utama yang persis berada di samping Raudhoh, atau di belakang jalur yang kami lewati ketika mengunjungi Makam Nabi. Alhamdulillah saya dapat barisan terdepan, meski dekat dengan tembok dan pintu masjid. Karena pintu ini selalu terbuka untuk jalur orang yang akan mengunjungi Makam Nabi, maka angin pun leluasa masuk di lubang pintu yang besar itu. Akibatnya tubuh saya pun jadi bulan-bulanan angin malam, ditambah lagi dengan suhu Madinah yang mencapai titik 17° celcius. Tapi saya tak bergeming mempertahankan posisi shaf terdepan di Masjid Nabawi.

Agenda pagi ini kosong tidak ada ziarah atau city tour. Hari ini hari terakhir kami di Madinah, karena keesokan hari kami akan bertolak menuju Mekkah. Seperti kebiasaan jama’ah umroh pada umumnya, setelah malamnya beribadah, selepas subuh kami pulang ke hotel untuk makan pagi dan beristirahat. Sekira jam 9 kami bangun lalu bersiap menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan ibadah sampai waktu zuhur.

Siangnya kami sudah merencanakan membeli oleh-oleh. Setelah menunaikan Sholat Zuhur kami tidak langsung ke hotel untuk makan siang, tapi kami menuju lokasi penjualan oleh-oleh. Sebenarnya di sekeliling Masjid Nabawi dipenuhi oleh hotel yang di lantai dasar hotel tersebut banyak toko oleh-oleh untuk Hujjaj dan Mu'tamirin. Tapi harga di toko-toko tersebut cenderung lebih mahal. Info yang kami dapat, lokasi toko yang menjual barang lebih murah agak sedikit jauh dari Masjid. Target yang kami tuju tepatnya ada di pasar bawah tanah di depan gerbang 339.

Kurang lebih hanya sepuluh toko yang ada disana. Tapi itu cukup mewakili apa yang biasanya menjadi oleh-oleh jama'ah haji dan umroh. Ada kurma, coklat, sajadah, kaligrafi, parfum, dan pernak pernik lain dengan kekhasan kota Madinah. Yang paling ramai adalah toko yang menjual setiap barangnya seharga 1 riyal, atau sekitar 4 ribu rupiah. Anda bisa menemukannya di Maps dengan kata kunci “Everything 1 Riyal”. Di lokasi itu ada dua toko yang setiap barangnya dihargai 1 atau 2 riyal. Dan toko-toko yang ukurannya hanya sekitar 2x6 meter itu penuh sesak. Dan bukanlah hal yang aneh ketika para pedagang disana menyapa kita dengan Bahasa Indonesia. Pengalaman saya, lebih mudah berkomunikasi dengan pedagang di Saudi dibanding pedagang di Singapura yang notabene letaknya lebih dekat dengan Indonesia.

Lewat jam dua siang kami kembali ke hotel, makan siang, beristirahat sejenak lalu kembali menuju masjid. Setelah melaksanakan Sholat Ashar, kami menghabiskan waktu berjalan-jalan di sekitar Masjid Nabawi. Kami berjalan hingga tiba di area depan Masjid Ghamamah yang cukup luas dengan kursi-kursi yang tertata rapi dan pedagang di kanan kiri. Area tersebut posisinya ada di barat daya Masjid Nabawi. Disana ramai jama’ah dan warga lokal yang duduk bersantai dan bercengkerama. Ada yang berpasangan, ada yang bersama anak-anak mereka, ada juga yang sambil menyantap hidangan. Saya baru menemukan tempat ini di sore terakhir di Madinah. Alangkah bahagianya jika suatu saat nanti saya bisa menikmati sore hari disini bersama pasangan dan keluarga saya.

No comments:

Post a Comment