Thursday, January 12, 2012

LTSP dengan Ubuntu 10.10 (edisi 1)

Kembali ke lab setelah liburan sepekan di Jakarta. Ada proyek yang sudah direncanakan sejak tahun lalu, mudah-mudahan bisa terlaksana tahun ini. Karena banyak pekerjaan yang menuntut untuk dikerjakan secara rutin, sehingga waktu untuk mengerjakan proyek (baca: ngoprek) jadi terbatas. Dan jika sudah bicara ngoprek, saya tidak menganggapnya sebagai pekerjaan, dia adalah hobi. Jadi, berkutat di lab hingga lewat waktu kerja normal adalah keikhlasan. Andaikan si Dinda tidak menuntut haknya untuk ditemani atau diajak pergi, tidak ingin saya pulang meninggalkan lab.

Lalu dimana LTSP-nya bung....? Nah kan...., anda juga sudah mulai menuntut hak anda. Karena sejatinya anda membuka halaman ini untuk membaca kisah saya dengan LTSP, bukan kisah saya dan pekerjaan saya. Kecuali jika anda adalah orang yang senang menggunakan otak bagian kanan, mungkin anda tidak akan mengajukan pertanyaan seperti diatas. Baiklah, pada paragraf ketiga dan seterusnya saya akan berhenti berceloteh, dan mulai merealisasikan judul posting diatas.

Proyeknya adalah membuat LTSP (Linux Terminal Server Project), yang definisinya kurang lebih membuat sebuah sistem server yang bisa digunakan sebagai terminal console. Atau membuat jaringan komputer terpusat, dimana client dari komputer server LTSP tidak membutuhkan hard disk atau sistem operasi lagi, karena sudah ditangani oleh server LTSP.

Dengan menggunakan LTSP ada banyak keuntungan yang akan diperoleh, diantaranya adalah :
  • Efisiensi sumber daya. Biaya pengadaan hardware lebih hemat karena PC client LTSP tidak membutuhkan hard disk dan resource besar. Cukup dengan PC sekelas Pentium I atau Pentium II.
  • Efisiensi maintenance. Karena instalasi hanya dilakukan di PC server, praktis maintenance sistem hanya dilakukan pada PC server.
  • Hemat dan Halal. Tidak ada biaya lisensi dan crack serial number untuk Linux.
  • Sistem menjadi lebih tangguh. Walaupun tampilan antarmuka PC client bisa berupa Windows, namun sistem dasar LTSP adalah Linux yang sudah terkenal ketangguhannya.
  • Bebas virus -Insya Alloh-. Karena Linux bukanlah tempat yang nyaman untuk virus bersemayam.
Menggunakan LTSP jelas akan sangat membantu untuk kantor, baik perkantoran kecil maupun besar, lab komputer sekolah ataupun kampus, hingga warung Internet dan rental komputer.

Sekitar satu dasawarsa yang lalu saya sempat mencoba menggunakan Citrix Metaframe sebagai sistem untuk terminal console, dan saya masih menyimpan arsip pembuatan terminal server dengan Citrix Metaframe yang berupa CD program dan copy panduannya. Tapi saya tidak akan menggunakan Citrix kali ini, pengalaman yang saya ingat ketika menggunakan Citrix adalah client yang lambat ketika digunakan. Selain itu Citrix versi arsip saya hanya bisa bekerja sama dengan Windows 2000, jelas bertentangan dengan judul posting ini.

Maka izinkan saya saat ini untuk mencoba menggunakan Linux sebagai sistem untuk server LTSP saya, boleh ya..? Boleh dong, kan LTSP itu sendiri adalah Linux Terminal Server Project. Dan distro Linux yang saya gunakan secara spesifik adalah Ubuntu 10.10. Mengapa Ubuntu 10.10? Karena saya sudah merasa nyaman menggunakan Ubuntu, dan kebetulan juga beberapa waktu lalu saya sempat mengunduh file image Ubuntu 10.10 dalam format ISO.

(bersambung ke edisi 2)

No comments:

Post a Comment