Ini hari terakhir kami di Kota Nabi. Sejak malam kami sudah berkemas, karena tepat pukul 7.00 koper akan diturunkan dan ditata di Lobby Hotel oleh Room Boy. Setelah sarapan dan beristirahat sebentar, sekitar pukul 8.00 kami berkumpul di ruang makan dan mendapat pengarahan terkait ibadah umroh yang akan kami lakukan nanti malam. Ibadah umroh yang sebetulnya tidak terlalu sulit, tapi menjadi sulit karena ibadah ini tidak pernah kita lihat di kehidupan sehari-hari. Tidak terbayang apa itu Rukun Yamani atau Maqom Ibrahim, tidak tahu bagaimana wujud Shafa dan Marwa.
Satu jam sebelum masuk waktu Zuhur, saya sudah siap dengan pakaian ihrom dan keluar menuju Masjid Nabawi. Karena akan melakukan perjalanan panjang, maka Sholat Jum’at kami dijamak dengan Sholat Ashar. Tidak bisa berlama-lama di masjid, selesai sholat kami langsung bergegas ke hotel untuk makan siang. Nampak bis sudah menunggu di depan hotel. Dan lewat pukul dua bis bergerak meninggalkan Madinah.
Tidak lama kami berada di bis. Tidak sampai setengah jam. Kami turun di Masjid Dzul Hulaifa atau juga dikenal sebagai Masjid Bir Ali. Kami turun dan mengambil Miqot disini. Miqot adalah batas atau titik tolak ibadah umroh, dimana jama’ah disunnahkan untuk mandi, diwajibkan berniat ihrom dan mulai meninggalkan larangan-larangan selama ihrom. Seperti memakai wewangian, penutup kepala, dll. Selesai sholat sunnah ihrom kami berfoto bersama mengabadikan salah satu momen bersejarah dalam hidup kami. Selanjutnya kembali ke bis dan mulailah mengalir lantunan Talbiyah dari lisan-lisan kami. “Labbayk Allahumma Labbayk Labbayka Laa Syarika Laka Labbayk. Innal Hamda Wan ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak.”
Madinah – Mekkah berjarak kurang lebih 450 kilometer. Biasanya ditempuh dalam waktu 6 jam perjalanan. Perjalanan melewati jalan bebas hambatan yang sama seperti lima hari lalu ketika menempuh perjalanan Jeddah – Madinah. Namun kali ini saya bisa melihat kondisi jalan dengan jelas. Di kanan dan kiri jalan didominasi bukit batu dan padang pasir berbatu. Kadang ditemukan satu dua bangunan besar seperti rumah atau toko.
Sekira masuk waktu maghrib bis kami berhenti di rest area. Tapi kami tidak melaksanakan Sholat Maghrib disini, rencananya kami akan melakukan Jama’ Ta’khir di Masjidil Haram. Disini kami hanya beristirahat dan ke kamar kecil. Rest area ini tidak seberapa besar, beberapa dari kami mendatangi kedai makan yang modelnya lesehan dengan meja di tengah. Beberapa juga ada yang mendatangi penjual parfum, aneka kacang, dan madu kuat.
Kurang dari jam 9 malam waktu Mekkah, bis tiba di depan hotel Diyar Al Bait. Seluruh jama’ah segera menuju ruang makan. Sedikit terlambat waktu makan malam kami. Selepas makan, Tour Leader membagikan kunci kamar, mengarahkan kami untuk meletakkan koper, berwudhu dan segera turun kembali berkumpul di Lobby Hotel. Jam 22.10 kita mulai berjalan menuju Masjidil Haram sambil terus melantunkan talbiyah.
Melihat Ka’bah untuk kali pertama seperti sebuah mimpi. Ia tampak begitu suci dan agung. Rombongan kami langsung turun menuju area Thowaf, mundur sedikit menuju area sholat. Kami melaksanakan Sholat Maghrib dan Isya. Kemudian Tour Leader memberikan pengarahan terakhir bersama Muthowif. Dibuatlah semacam strategi agar rombongan kami tidak terpisah. Strateginya adalah Muthowif ada di posisi paling depan, kemudian dibelakangnya jama’ah wanita dua banjar ke belakang. Di kanan kiri jama’ah wanita ada satu banjar jama’ah pria. Dan ditutup di belakang oleh jama’ah pria.
Formasi di atas digunakan ketika kami melakukan
Thowaf. Selesai Thowaf, kami sholat dua roka’at, minum air zamzam, dan lanjut
melaksanakan Sa’i. Rukun terakhir ibadah umroh adalah Tahallul. Kami sengaja
hanya memotong sedikit bagian rambut karena kami merencanakan melakukan umroh
kembali. Sekitar pukul 1 dini hari kami selesai melaksanakan ibadah umroh
pertama.
No comments:
Post a Comment