Saya terlibat diskusi singkat dengan seorang kawan. Diskusi yang terhenti karena kami tak ingin saling membuat luka
di hati saudaranya. Kami berdiskusi tentang masa depan Personal Computer (PC) dan
Mobile Computer (notebook). Saya berpandangan bahwa PC masih memiliki nafas yang
cukup panjang untuk bertahan di masa depan. Sementara kawan saya berpendapat PC
diambang kepunahan karena spesies bernama notebook semakin menjamur.
Tak ingin berdarah-darah mempertahankankan argumen, diskusi pun terhenti. Agar tak mengendap dan membusuk, pandangan saya mengenai nasib PC di masa depan akan saya sampaikan disini.
Tak ingin berdarah-darah mempertahankankan argumen, diskusi pun terhenti. Agar tak mengendap dan membusuk, pandangan saya mengenai nasib PC di masa depan akan saya sampaikan disini.
1. PC dan notebook memiliki pasar masing-masing, dan
tidak saling menegasikan. PC banyak dipakai di rumah, sekolah, dan kantor. Sedangkan notebook dimiliki pengguna dengan mobilitas tinggi. Lazimnya PC digunakan pada
posisi yang permanen, sedangkan notebook digunakan ketika beraktivitas di luar.
Kesimpulan: PC dan notebook digunakan untuk
dua kebutuhan yang berbeda.
2. PC tidak serupa dengan telepon rumah yang saat ini semakin
sulit kita temukan, dan notebook bukanlah telepon genggam suksesor telepon rumah.
PC dan notebook memiliki kualifikasi yang setara. Sedangkan teknologi telepon
rumah dibandingkan telepon genggam sangatlah timpang.
Kesimpulan: PC tidak kalah kualitas dibanding notebook.
Kesimpulan: PC tidak kalah kualitas dibanding notebook.
3. PC bukanlah walkman yang digusur MP3 player
karena sudah ditinggalkannya media analog dan beralih ke era digital. Bukan pula mesin tik yang dilindas PC. PC dan
notebook mereka senafas. Seperti sandal dan sepatu. Mobil dan motor.
Kesimpulan: Notebook hadir bukan untuk
menggantikan PC.
4. Ketika PC memiliki kelemahan karena tidak dapat
mobile, maka notebook pun memiliki kelemahan. Tidaklah tepat menggunakan notebook sehari suntuk. Tidak bijak pula memberikan notebook untuk digunakan anak kecil. Dan tidaklah nyaman menggunakan notebook untuk bermain game "berat".
Kesimpulan: Ada fungsi yang tidak bisa
diperankan notebook.
5. Beberapa tahun belakangan penjualan notebook memang meningkat karena harga yang semakin murah. Sehingga angka penjualan
notebook membubung melebihi PC. Namun PC yang dimaksud adalah PC build up, PC rakitan tidak direken. Sedangkan
bagi pengguna rumahan ataupun SOHO (Small Office Home Office) di negara-negara
berkembang membeli PC rakitan adalah opsi yang paling disukai.
Kesimpulan: Masa depan PC masih cerah.
6. Ada alur menarik yang saya temukan dalam siklus
kepemilikan PC. Ketika kecil dibelikan PC sebagai sarana belajar komputer.
Beranjak dewasa beralih ke notebook dan PC sudah dilupakan bahkan dijual karena
mobilitas di kampus atau di kantor sehingga tak cukup waktu menggunakan PC. Setelah
menikah dan memiliki anak, terfikir kembali untuk membelikan PC sebagai sarana
belajar komputer sang anak.
Kesimpulan: Bagaimanapun PC masih tetap
dibutuhkan.
Dengan argumentasi seperti diatas, saya kira tidak sulit
bagi kita menemukan PC di rentang satu dasawarsa ke depan. Dan jikapun harus dikomparasi antara PC dengan notebook, maka posisinya bukan lagi PC vs notebook. Melainkan PC/notebook vs smartphone/tablet. Dan lagi-lagi saya berkeyakinan mereka semua masih memiliki
nafas cukup panjang untuk menemani kita di ruang teknologi digital.
No comments:
Post a Comment